Minggu, 07 Oktober 2018

MENUTUP AIB


MENUTUP AIB
            Suatu hari di Kota Baghdad, seorang wanita mendatangi Ahmad bin Mahdi dan menceritakan kepadanya, bahwa ia adalah anak gadis seseorang dan kini tengah mengalami musibah. Ia meminta Syaikh Ahmad bin Mahdi bersumpah untuk membantunya menutup aibnya. Beliau pun bertanya kepada wanita tersebut:
Hasil gambar untuk gambar anak kecil            “Musibah apa yang kau alami?”
            “Aku diperkosa dan kini aku hamil. Dan aku telah berkata kepada masyarakat bahwa engkau adalah suamiku, ayah dari anak yang kukandung ini. Tolong jangan permalukan aku. Tolong tutuplah aibku ini, semoga Allah menutup aibmu,” jawabnya.
            Syaikh Ahmad bin Mahdi terdiam dan wanita itu kemudian meninggalkan beliau begitu saja. Beberapa bulan kemudian, kepala desa dan sejumlah tetangga wanita itu datang mengunjungi Syaikh Ahmad untuk mengucapkan selamat, karena wanita yang mengaku sebagai istri beliau itu telah melahirkan seorang putra. Syaikh Ahmad pun menampakkah wajah bahagia kepada mereka semua dan keesokan harinya menyerahkan uang dua dinar kepada kepala desa agar diserahkan kepada wanita tersebut sembari berkata, “Tolong serahkan uang dua dinar ini kepada istriku agar ia dapat membiayai semua keperluan anaknya. Anak itu telah mempersatukan kami.”
            Setelah itu setiap bulan Syaikh Ahmad mengirimkan uang dua dinar kepada wanita yang mengaku sebagai istrinya tersebut. Ketika mencapai usia dua tahun, sang anak meninggal dunia. Masyarakat pun berbondong-bondong mendatangi Syaikh Ahmad untuk mengucapkan bela sungkawa. Beliau menampakkan wajah pasrah dan ridha kepada mereka semua. Sebulan kemudian, di malam hari, wanita itu kembali mendatangi Syaikh Ahmad dengan membawa semua uang yang beliau kirimkan selama dua tahun tersebut. Wanita itu mengembalikan semua uang itu sembari berkata, “Semoga Allah menutup aibmu sebagaimana engkau telah menutup aibku.”
            “Semua uang ini dahulu telah kuniatkan untuk kuberikan kepada anakmu, sekarang ambillah untukmu, terserah engkau gunakan untuk apa,” jawab Syaikh Ahmad.


Sumber: Dr. Musthafa Murad, Qishahul Sholihin, Dar al-Fajr Litturats, Cet. I Mesir, 2004. Hal. 99

BURDAH MADIHIL MUBARAKAH

MARI KITA BACA MAULID BURDAH...!!!