SAHL BIN
‘ABDULLAH AT-TUSTARI DAN TETANGGA MAJUSI
Sahl bin ‘Abdullah At-Tustari
bertetangga dengan seorang majusi (penyembah api). Pada suatu hari WC (toilet)
si majusi bocor dan airnya yang najis merembes ke atap rumah Sahl. Setiap hari
Sahl meletakkan bejana dibawah atap tersebut untuk menampung rembesan yang
najis itu. Malam harinya beliau membuang air rembesan itu tanpa sepengetahuan
seorang pun. Hal ini beliau lakukan selama bertahun-tahun.

“Apa yang menetes dari atapmu ini?”
“Sebenarnya aku tidak ingin
menceritakan hal ini kepada seorang pun. Akan tetapi, kulihat ajalku telah
dekat, dan aku khawatir orang lain tidak dapat melakukan apa yang kulakukan
ini. Maka terpaksa kuceritakan kepadamu, dan setelah ini terserah apa yang akan
engkau lakukan. Kotoran yang menetes dari atap rumahku ini berasal dari WC
rumahmu. Selama bertahun-tahun aku menampungnya di bejana itu dan membuangnya
dim lam hari agar tidak ada seorang pun yang mengetahui,” jawab Sahl.
“Tuanku, selama bertahun-tahun
engkau perlakukan aku seperti ini, padahal aku bukan seorang Muslim? Tolong
julurkan tanganmu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Allah dan Nabi
Muhammad adalah Rasul utusan Allah,”
Setelah menyaksikan keislaman
tetangganya tersebut Sahl pun meninggal dunia.
Dr. musthafa
Murad, Qishsashul Sholihin, Darul Fajr Litturats, cet. I, Mesir, 2004. Hal 94.