Minggu, 30 September 2018

AKHLAK MULIA


AKHLAQ MULIA
Al-Habib ‘Ali bin Abu Bakar As-Sakran RA.
            Akhlak yang mulia (husnul hulq) adalah sifat yang mencakup semua jenis kebaikan, ketaatan, dan amal. Pada hakikatnya akhlak adalah sebuah sifat dalam nafsu yang mendorong seseorang untuk melakukan berbagai perbuatan dengan mudah tanpa berpikir sebelumnya. Akhlak dibagi menjadi dua, mulia dan tercela. Secara global yang dimaksud dengan akhlak mulia adalah hubungan dan persahabatan yang baik dengan Sang Pencipta (Allah) dan ciptaan-Nya.
            Berakhlak mulia kepada makhluk adalah dengan mengetahui bahwa mereka adalah rahasia takdir. Semua perilaku, bentuk fisik, rezeki, dan ajal mereka telah ditentukan. Kemudian kita berbuat baik kepada mereka sesuai kemampuan. Sehingga mereka merasa aman dari gangguan kita dan mencintai kita sesua pilihan mereka.
            Berakhlak mulia kepada Sang Pencipta adalah dengan menyibukkan diri melaksanakan semua yang wajib dan sunnah, serta mengamalkan semua keutamaan. Semua itu dilakukan dengan kesadran bahwa dia harus meminta maaf kepada Allah atas semua kekurangannya dalam beribadah dan bersyukur kepada-Nya atas kebenaran yang dia lakukan secara sempurna. Dia berakhlak dengan akhlak-akhlak Allah Ta’ala, selalu berpaling dari selain-Nya, senantiasa menghadap kepada-Nya dan tak pernah berhenti mengingat-Nya. Sehingga hatinya berhiaskan cahaya dzikir asrarudz Dzat dan berubah menjadi lautan yang bergejolak karena hembusan angin kedekatan dengan-Nya. Sifat-sifat yang mulia pun akan menelusuri semua lorong jiwanya. Pada saat itulah dia telah benar-benar berakhlak mulia.
            Dasar dan langkah awal untuk mencapai tingkatan seperti ini manusia harus berusaha memperluas hatinya sehingga berbagai akhlak mulia ini menjadi watak dan sifatnya. Yang dimakud dengan memperluas hati adalah usaha untuk meninggalkan semua keinginan dan kerakusan nafsu, serta mendidik nafs untuk mampu melakukan hal-hal yang tidak disukai dengan mengamalkan thariqah dan syari’at. Setelah nafs terbiasa dengan berbagai kebaikan tersebut, maka pada dirinya akan muncul berbagai akhlak mulia dan bersinar cahaya asma Allah. Sepanjang hidupnya pun dia merasa cukup dengan Allah, berakhlak mulia secara sempurna. Dirinya menjadi gudang permata dan kain yang indah.

Sumber: ‘Ali bin Abu Bakar As-Sakran, Ma’arijul Hidayah, Al-Mathba’ah Al-Mishriyyah bil Azhar, t.c., t.t., hal 18-19 

BURDAH MADIHIL MUBARAKAH

MARI KITA BACA MAULID BURDAH...!!!