NAJIS DI
TEMBOK RUMAH MAJUSI
Suatu hari, Imam Abu Hanifah
bergegas e rumah seorang Majusi untuk menagih hutang kepadanya. Sesampainya di
depan rumah si Majusi, beliau menginjak najis. Ketika Imam Abu Hanifah berusaha
membersihkan najis tersebut dari alas kakinya, najis itu justru terlempar dan
melekat di tembok rumah Majusi. Beliau pun kebingungan.
“Jika najis ini tidak kubersihkan,
tembok rumah majusa ini menjadi kotor karenanya, akan tetapi jika kubersihkan,
maka pasir-pasir yang melekat di tembok ini akan berjatuhan,” ujar beliau dalam
hati.

“Tolong sampaikan kepada tuanmu,
jika Abu Hanifah menunggunya di depan pintu,” ujar Imam Abu Hanifah kepadanya.
Melihat Imam Abu Hanifah, si Majusi
segera meminta maaf karena ia belum dapat melunasi hutangnya. Pikirnya, beliau
hendak menagh hutangnya. Imam Abu
Hanifah ra lantas berkata kepadanya, “Sekarang ada permasalahan yang jauh lebih
penting.” Beliau pun menceritakan apa yang terjadi. Setelah mendengar penuturan
beliau, si Majusi berkata, “Akulah yang terlebih dahulu harus membersihkan
diriku.” Saat itu juga ia mengucapkan dua kalimat syahadat dan menjadi seorang
Muslim yang baik.
Sumber : dr.
musthafa murad, Qishashul Sholihin, Darul Fajr Litturats, Cet I Mesir, 2004.
Hal, 106