WAKTU ADALAH
PEDANG
Di Huraidhah, senuah desa di lembah
Hadhramaut yang gersang namun penuh ‘kesejukan’ itu, dua abad silam, terdapat
seorang wali besar yang sedang menyampaikan nasihatnya yang begitu indah dan
mengena melalui ‘goresan penanya’. Ia adalah al-Quthb al-Imam al-Habib Abu
Bakar bin Abdullah bin Thalib al-Aththas, guru besar al-Imam al-Habib Ali bin
Muhammad bin Husein al-Habsyi (Shahibul Maulid Simthuddurar).
Ia menulis surat untuk sahabatnya, al-‘Arifbilah
al-Habib Agil bin Idrus bin Agil yang tinggal di Kota Inat, Hadramaut. Surat
yang berkilauan cahaya, bertabur nasihat-nasihat yang membangunkan seseorang
dari tidur panjang, terangkai dalam kalimat-kalimat indah nan sejuk di jiwa:
‘Hadapkan jiwa dan ragamu kepada Allah SWT sepenuhnya. Kerahkan segenap upaya
dan nia, niscaya Allah SWT akan mengangkatmu untuk menjadi salah seorang
wali-Nya. Lalu, Allah SWT akan mengucurkan karunia-Nya yang mendamaikan kedua
pelupuk mata dan hatimu.’
Demikianlah nasehat pertama yang
‘terajut’ dalam surat itu. Suatu motivasi yang sangat menggugah untuk Habib
Agil khususnya dan untuk kita pada umumnya. Habib Abu Bakar kemudian
melanjutkkan: ‘Engkau telah mengabarkan kepadaku, bahwa kini Engkau telah mendirikan
sebuah majlis ta’lim. Sungguh hal ini adalah kabar yang sangat membahagiakanku.
Andai saja aku berada di tengah-tengah kalian, tentu aku juga akan mendapatkan
limpahan keberuntungan sebagai mana yang telah kalian dapatkan.’
Ketahuilah, bahwa keutamaan ilmu
tidak ada yang bisa manandinginya. Allah SWT berfirman: ‘(Allah SWT menyatakan
bahwasanya) tidak ada Tuhan melainkan-Nya (yang berhak disembah), yang
menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang berilmu (juga menyatakan
yang demikian itu). Tadak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.’
Dalam firman-Nya yang lain, Allah
SWT memuji mereka yang berilmu: ‘Katakanlah: ‘Adakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?’ Sesungguhnya orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran.’
Berkaitan dengan hal itu, Baginda
Rasulullah saw bersabda: ‘Barangsiapa dikehendaki Allah SWT untuk menjadi orang
baik, maka ia akan diberikan pemahaman dan pengetahuan dalam ilmu agama.’
‘Peliharalah waktu, karena waktu
laksana sebilah pedang. Jika Engkau tidak menggunakannya, maka ia yang akan
menebasmu. Sejatinya, segala cita-cita dapat digapai dengan memanfaatkan waktu
sebaik mungkin.’
‘Perhatikanlah sungguh-sungguh akal
hal ini. Manfaatkanlah waktu, sebab dengan itu, limpahan berkah bisa engkau
raih. Dan berkat keberkahan waktu, Engkau bisa menyaksikan segala luar bisa
yang begitu banyak, yang tidak mungkin disebutkan dalam tulisan ini.
Sebenarnya, cukup dengan isyarat, orang-orang yang berhati bijak bisa memahaminya.’
Kalimat demi kalimat terus mengalir
di lembaran kertas itu. Alangkah benar sang Habib. Waktu sangatlah berharga dan
sungguh teramat berharga untuk disia-siakan. Begitu dilewatkan, ia akan sirna
untuk selama-lamanya. Kemudian, beliau ra mengingatkan kita masalah pentingnya
perhatian terhadap anak-anak. ‘Curahkan perhatian kepada anak-anakmu. Awasilah
segala tindak-tanduk mereka, agar kelak mereka bisa membahagiakan hatimu.’
Sumber:
Sebuah Nasehat Dari Bumi Para Wali, Abdul qadir umar Mauladdawilah, hal. 47